Jakarta
Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddik merespons keras
penembakan TKI di Malaysia. Tindakan itu dinilai sebagai tindakan
biadab.
"Pihak KBRI bersama Kemenaker dan BNP2TKI harus mengusut
kasus ini untuk mendapatkan kejelasan apakah benar korban tersangkut
jual-beli organ tubuh. Pihak Polri juga harus minta akses ke pihak
kepolisian diraja Malaysia untuk menyelidiki masalah ini. Pihak Kemlu
harus juga sampaikan nota protes terhadap tindakan pihak kepolisian
diraja Malaysia yang biadab," kata Mahfudz kepada detikcom, Senin
(23/4/2012).
Hal senada juga disampaikan Kepala Badan Nasional
Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Moh Jumhur
Hidayat. Dia menyatakan keberatan atas kasus penembakan sadis oleh
Polisi Diraja Malaysia (PDRM) terhadap tiga TKI asal Pancor Kopong,
Pringgasela Selatan, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB) yang diduga
ingin melakukan penyerangan saat akan ditangkap.
"Penembakan di
kepala dan juga memberondong peluru ke tubuh korban hingga meninggal
jelas tindakan penanganan yang sangat aneh, barbar, sekaligus sadis,"
kata Jumhur, dalam siaran pers yang diterima detikcom.
Ia telah
berkoordinasi dengan pihak Kedutaan Besar RI di Kuala Lumpur pada Senin
ini, dan memperoleh penjelasan peristiwa penembakan tidak
berperikemanusiaan yang terjadi pada 25 Maret 2012 dini hari di kawasan
Port Dickson di Malaysia.
Akibat cara penanganan yang tidak patut
tersebut, Herman (34), Abdul Kadir Jaelani (25), dan Mad Nur (28)
meninggal secara mengenaskan.
"Harusnya kan ada cara lain untuk melumpuhkan para TKI itu dan tidak perlu ditembaki dengan bengis," protes Jumhur.
Sumber : Detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berikan komentar, saran dan kritik anda yang membangun.